Sabtu, 26 November 2011

Selamat

Di beranda tempat itu..

Sebotol air mineral, sebungkus snack sisa tadi malam, dan sebatang rokok satu-satunya menemaniku mengenang dan merenung sendiri. Bukan kombinasi yang menyenangkan tampaknya, tapi biarlah, toh masih bisa kunikmati saat-saat itu..

Seiring hembusan asap putih beracun itu, pikiranku pun kembali ke masa-masa itu, masa-masa dimana aku tidak pernah sendirian seperti ini. Selalu ada dia yang menemani, baik secara fisik maupun manifestasi dirinya dalam bentuk yang lain..

"Apa kamu yakin?" tanyanya saat itu.
"Yakin tentang apa?"
"Ya keputusanmu itu, kamu yakin akan pergi dan meninggalkanku begitu saja?"
Aku tidak menjawab saat itu. Pikiranku masih dikuasai rasa bersalah terhadapnya.
Aku masih tidak percaya bisa melakukannya. Dia yang begitu perhatian, sabar, dan peduli terhadap semua tentang diriku, yang selalu ada dan mau membantu apa saja untukku. Tapi semua kubalas dengan ketidakpedulian, cuek, hanya sekali dua kali peduli, dan kadang egois mementingkan urusan diri sendiri.

Yah memang dengan semua kebaikannya, dulu aku sempat luluh juga. Dan kita sempat menjalani masa-masa indah berdua. Tapi sesuatu itu tetap tak bisa kupendam terlalu lama. Aku sudah bosan dengan semua kebaikannya. Lama-lama semua terasa hambar. Aku tahu dia luar biasa, tapi kadang keistimewaan itu lekang oleh waktu juga.

Pada akhirnya memang sesuatu yang baru itu lebih menarik. Dan aku mulai mengakrabkan diri dengan yang lain, bergembira, dan sejenak melupakannya.

Tapi, kebaikan dan kepeduliannya tidak pernah luntur. Mungkin dia tahu, mungkin dia sakit, tapi dia dengan sempurna menyembunyikannya.

Hal itulah yang kemudian menggalaukanku, dan membuatku harus mencari pilihan dan membuat keputusan, apakah menjadi malaikat atau setan. dan sayangnya pilihan terakhir yang aku ambil.

Pergi ke kota lain kujadikan alasan terkuat, mengejar karir adalah bumbu utamanya, konsentrasi pada pekerjaan adalah penyedap rasanya, dan sajian itu begitu sempurna untuk menjadikan semuanya masuk akal.

Tapi aku yakin dalam hatinya dia bisa berfikir, semua hanyalah alasanku belaka. Dia pasti sudah menyadari kebosananku, mustahil baginya untuk tidak mengetahui ketidakpedulianku, dan yang paling utama, dia pasti sudah tahu, bahwa fisik adalah sesuatu yang menjadi prioritasku. Ya, dia memang tidak jelek, tapi dia juga tidak semempesona gadis-gadis manis di sekitarku, dan pastinya dia menyadari itu..

Kembali ke beranda itu..
Setelah batang terakhir dan satu-satunya itu habis menguap menjadi asap, aku kembali dari lamunanku. Merogoh kantong, mengambil ponsel, dan membuka kembali halaman itu.

Sebuah undangan elektronik, berupa foto yang diupload di media sosial, dengan namaku ada di salah satu orang yang di-tag di dalamnya. Di undangan itu tertulis namanya, dan satu lagi orang yang tak kukenal. Tertulis tanggal dan tempat dimana acara itu dilangsungkan, dan aku tahu itu rumahnya, yang hanya sekali-dua kali aku kunjungi.

Aku tersenyum memandang foto itu, sedikit berbahagia karenanya. akhirnya dia menemukan orang yang tepat, aku yakin tidak seperti aku yang dulu. Aku selalu percaya, orang baik akan selalu mendapatkan orang yang baik. Selamat.

0 komentar:


ShoutMix chat widget