Rabu, 28 April 2010

MAN JADDA WAJADA

Baru kemarin saya membaca buku novel karangan A. Fuadi berjudul Negeri 5 Menara, dan sepertinya itu sudah sangat ketinggalan.

Baru kemarin juga saya mengenal semboyan man jadda wajada, dan sepertinya itu juga sudah sangat ketinggalan

Baru kemarin juga saya mengetahui arti dari man jadda wajada adalah siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil, dan itu juga agak ketinggalan saya mengetahuinya.

Tapi tidak untuk praktiknya, kali ini saya tidak ketinggalan. Jauh sebelum saya mnegenal semboyan itu, saya sudah berkali-kali membuktikan kebenarannya.

Bagi saya, hidup bukan main-main. Ada banyak hal yang perlu dijadikan patokan keberhasilan hidup, dan ketika itu tercapai, setidaknya jalan hidup kita sudah benar. Tinggal bagaimana kita meng”advance”nya.

Saya bersungguh-sungguh bersekolah, sehingga sekarang bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi terkemuka yang dari dulu saya impikan.

Saya bersungguh-sungguh berbakti pada orang tua, sehingga dari dulu sampai sekarang rasa sayang mereka tidak pernah surut, meskipun saya masih akan terus berutang pada mereka.

Dan saya berjanji akan bersungguh-sungguh bekerja untuk keluarga saya nanti. Insya Allah

Tapi, apakah kita perlu menunjukkan kesungguhan kita? Apa indicator yang bisa kita tunjukkan ke orang lain bahwa kita bersungguh-sungguh?

Jika saya bersungguh-sungguh mencintai seseorang dan ingin serius dengannya, apakah yang harus saya tunjukkan? Perhatian? Kepedulian? Pertolongan setiap saat?

Itulah yang kadang sampai sekarang tidak saya mengerti..

Tapi bagaimanapun juga, kesungguhan itu yang paling tahu adalah diri kita. Mungkin tidak perlu terlalu bingung bagimana menunjukkannya, atau mengutarakannya, itu akan tercermin dari keberhasilan kita, karena man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil.

0 komentar:


ShoutMix chat widget