Rabu, 10 Maret 2010

IS BEING JOMBLO BETTER..???

(thanks to all my friends who give comments for me about this)

Suatu saat terbesit pertanyaan di benakku, apakah menjadi seorang jomblo itu lebih baik?? Banyak alasan yang dapat memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan itu, tapi juga ada beberapa alasan yang memunculkan jawaban tidak. Tetapi lebih banyak lagi yang menjawab ada enaknya ada tidaknya. Memang hal tersebut tidaklah sama antara satu orang dengan yang lain, sebab kondisi kepribadia tiap orang beda. Hal tersebut memang tidak sampai menimbulkan pergunjingan yang sengit, tapi memang selalu menarik untuk dibahas.

Istilah jomblo sendiri aku kenal ketika mulai beranjak remaja. Setahuku, itu adalah kondisi dimana seseorang sedang tidak memiliki pasangan, termasuk yang tidak pernah punya (hehe..). uniknya kadang seseorang yang belum pernah berpacaran sering menolak dikatakan jomblo, mereka lebih memilih menjadi orang yang tidak tertarik untuk berpacaran. Bukannya menuduh orang-orang seperti itu sebagai orang yang munafik, tetapi pada dasarnya kita semua butuh untuk dicintai dan mencintai, termasuk terhadap lawan jenis. Ketika beranjak remaja, hormon yang mengatur chemistry tersebut mulai muncul, dan rasa ketertarikan terhadap lawan jenis mulai ada. Dengan pengaruh trend yang ada, maka kemudian mulai coba-coba untuk berpacaran. Mungkin beberapa yang tidak beruntung terpaksa putus dan menyandang status jomblo..

Ketika aku bertanya pada temen yang sedang jomblo, mereka mengatkan jika menjadi jomblo jauh lebih baik ketimbang sewaktu pacaran. Aku tidak tahu apakah itu sebagai salah satu dari mekanisme pertahanan diri untuk mengambarkan dia comfort dengan kondisinya sekarang ataukah memang begitu keadaannya. Memang banyak temen yang juga sependapat walaupun dia sedang dalam kondisi berpacaran. Alasan mereka tetap berpacaran adalah mereka menuruti saja kehendak hati (juga nafsu) hehehe

Banyak temen yang menyumbang pendapatnya mengapa menjadi jomblo itu lebih baik. Saudara Asifu pada intinya mengatakan kalo berpacaran itu dapat mendekatkan diri kita pada zina, membuat kita miskin dll. dengan menjadi jomblo, menurutnya kita akan menjadi lebih bebas dan lebih tegar. Kita bisa melakukan apapun dengan sekehendak hati, kita lebih bisa bebas memilih teman, bergaul, nongkrong, tanpa harus minta ijin ini itu. Tetapi yang anti jomblo mengatakan kelemahan jomblo adalah mereka tidak punya orang yang dikasihi diluar keluarga dan teman terbaik mereka. Tidak ada orang yang dapat dijadikan limpahan curhat, no shoulder to cry for, gak ada yang bisa dibuat sayang2an, dan gak ada orang yang bisa menguatkan dan selalu memberikan dukungan, serta dapat belajar bertanggung jawab. Selain itu, dengan berpacaran kita akan lebih bisa merawat diri agar selalu kelihatan bersih di depan pasangan.hie

Memang semua peran tersebut dapat digantikan oleh peran keluarga dan teman ato sahabat. Tetapi tuntutan dari keinginan dan trend menyebabkan tetap getolnya orang ingin berpacaran. Alasan yang diberikan kadang cuma ungkapan kepasrahan, yah mau gimana lagi, keinginan memang gak bisa dibendung.

Lalu yang aku herankan, sebenarnya dalam Islam, yang namanya pacaran itu jelas-jelas dilarang. Tetapi mengapa seolah-olah aturan tersebut tidak pernah ada. Entah itu ulah siapa, yang jelas memang sangat sulit untuk membendung keinginan para kaum remaja

Sikapku

Sebagai remaja aku memang juga pernah pacaran. Memang saat itu aku masih belum cukup dewasa untuk mengerti akan apa dan bagaimana berpacaran itu. Saat ini aku menjadi kaum jomblo, dan aku juga merasakan adanya dinamika yang terus mengombang-ambing pikiranku. Apakah aku akan tegar mempertahankan status ini?? Untung saat ini aku memiliki orang-orang yang dapat aku jadikan sebagai tempat yang dapat menggantikan posisi seorang pacar. Sebenarnya aku sendiri sadar, aku juga sudah berjanji dengan orang tua tidak berpacaran dulu sebelum bisa mencari uang sendiri. Karena aku tahu betapa sulitnya cari uang, aku tidak ingin menghabiskannya untuk hal yang sia-sia. Aku sendiri tidak menolak sepenuhnya berpacaran, lagipula wajar jika remaja seumuranku ingin berpacaran, tetapi aku berusaha untuk menjaga janjiku dan berusaha menghargai orang lain.

Pada akhirnya semua kembali pada pribadi masing-masing. Terserah darimana kita memandangnya. Yang jelas tidak ada kesimpulan yang pasti apakah menjadi jomblo itu lebih bik. Tetapi akan lebih baik jika kita mampu menyikapi persoalan tersebut secara lebih bijak dengan memperhatikan keuntungan serta kerugianya.


Regards..

0 komentar:


ShoutMix chat widget